Gereja Sinodal dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan di STFT Fajar Timur

Seminar Gereja Sinodal di STFT Fajar Timur

Seruan Paus Fransiskus tentang Gereja Sinodal yang bergema dimana-mana, juga ditanggapi serius oleh STFT Fajar Timur sebagai lembaga pendidikan calon imam di tanah Papua. Melalui seminar dosen yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 04 Maret 2023, acara ini dihadiri oleh seluruh civitas academica, perwakilan alumni dan undangan, yang diajak berefleksi dalam tema besar “Gereja Sinodal dan Implikasinya terhadap Pengembangan Pendidikan di STFT Fajar Timur”. Seminar sehari ini diperkaya dengan materi-materi yang disuguhkan oleh Dr. Konstantinus Bahang (Gereja Sinodal dalam Eklesiologi Vatikan II), Mgr. Yanuarius You, Pr (Orientasi Pendidikan imam dalam Kerangka Gereja Sinodal), Wilhemus G. Saur, M.A, (Gereja Sinodal dan Formasi Calon Imam). Tak ketinggalan Dr. Bernardus Renwarin yang membawakan materi tentang Pendidikan kaum awam dalam Gereja Sinodal. Acara ini dimoderatori Agustinus Tebai, Lic.Theol.

Dalam sambutannya, Ketua Sekolah STFT Fajar Timur, Dr. Bernardus Baru, menegaskan bahwa Pendidikan imam dan awam adalah hal yang krusial dalam misi keselamatan Allah. Kita semua yang dibaptis memiliki tanggung jawab untuk berpartisipasi dan melaksanakan misi Allah di tengah dunia. Maka itu, pendidikan calon imam dan kaum awam sangatlah penting dan berjalan bersama untuk mewujudkan misi itu. Membangun Gereja di tanah Papua perlu berjalan bersama dengan segala tantangan yang dialami. Terima kasih kepada narasumber dan semua saja yang berpartisipasi dalam terlaksananya kegiatan seminari sehari ini. Semoga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dari awal hingga akhirrnya nanti.

Dalam sesi tanya jawab, Dr.  Albert Heriyanto, menyederhanakan persoalan sinodal terkait hubungannya dengan STFT Fajar Timur. Diangkat juga tentang bagaimana kita menyiapkan calon iman lewat lembaga pendidikan calon imam di STFT. Diangkat juga tentang keprihatikan mengenai banyak umat Katolik yang tidak terlalu memahami ajaran-ajaran iman dan moral. Juga diangkat tentang kemungkinan STFT Fajar Timur memberikan kuliah shooping sehingga umat awam mendapatkan akses yang lebih mendalam tentang imannya.

Bpk. Piet Maturbongs salah satu alumnus yang hadir, juga menegaskan tentang STFT Fajar Timur sebagai sekolah yang rohnya adalah mendidik Pastor. Sejak mulanya Rohnya adalah Sinodalitas. Jika ada yang jadi imam, syukurlah, jika memilih hidup berkeluarga itu tetap dihargai. Sinodalitas sudah dihayati dan dipraktekkan sejak mulanya, tetapi sekarang hadir dengan arah yang berbeda.

Menurut Bpk. Hardus Desa, Kajian dari Pst. Konstan cukup komprehensif sehingga memberikan kebaharuan dalam pemahaman bersama dengan Gereja Sinodal. Kita perlu mengejar pehaman baru tentang sinodalitas yang membedakannya dengan Konsili Vatikan II. Ditambahkan bahwa yang ditekankan dalam sinodalitas bukanlah tentang awam menjadi pembantu pastor, akan tetapi awam berperan sebagai menjadi partner pastor dalam karya pelayanan.

Mgr. Yanuarius You, juga menekankan bahwa ketika berbicara tentang sinodal, artinya kita bergumul tentang persekutuan, partisipasi dan misi, yang sebenarnya bukanlah baru dalam sejumlah hal. Gereja keskupan Jayapura dengan tema “Gereja adalah kita” dan uskup Leo “Gereja mandiri yang misioner” telah mengarah ke sana (sinodal). Namun, perlu diberi bobot dalam hal penggunaan kata sinodalitas itu, apalagi Keuskupan Jayapura akan mengadakan sinodal di tahun 2024. Dalam hal pendidikan imam di STFT, Mgr. Yanuarius menegaskan “saya tetap mengharapkan kerjasama antara pihak sekolah dan rumah studi untuk merancang formasi dalam semangat Gereja sinodal. Beberapa kegiatan di rumah studi dan di sekolah dalam rangka membina dengan semangat sinodal; persekutuan, partisipasi dan misi. Semangat ekumene dan dialog perlu dikembangkan pula sehingga saat di lapangan mereka dapat berperan serta di tengah umat. Dialog dengan budaya, dan bermisi sehingga pastor ini tidak menjadi pastor misa saja tapi menjadi pastor yang dapat berperan dalam pastoral integral. Dalam hal ini, menjadi bagian dari misi di tengah masyarakat yang sangat majemuk. Para calon perlu dipersiapkan dengan melihat hal-hal seperti yang telah disebutkan di atas.”

Diujung kegiatan seminar yang dikoordinir oleh Thresia Ina Atawolo, Lic.Theol. Biblic., dan David Dapi, Lic. Theol. Biblic., Pastor W. Gonza Saur selaku salah satu pemateri, mengajak orang untuk discerment, karena sinodal mengajak orang untuk diserment agar semakin mengalami relasi dengan Tuhan. Dr. Bernardus Renwarin juga menitipkan pesan kepada calon imam, agar mereka tetap memperhatikan kehidupan rohani sehingga orang awam memperoleh sebuah model kesalehan spiritual dan juga sosial. (mst)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *