Lokakarya Kurikulum baru Tahun 2020
Hari Selasa dan Rabu tanggal 18 19 Februari 2020 para dosen dan stakeholder STFT Fajar Timur berkumpul bersama di susteran Maranatha – Waena, untuk membaharui kurikulum program studi Teologi 2015. Dalam acara ini para stakeholder dan para alumni yaitu pimpinan ordo, pimpinan Keuskupan, Pastor Paroki rumah dan para alumni lainnya, diberi kesempatan untuk menilai ulang dan memberikan sumbang saran tentang kurikulum program studi teologi yang sesuai dengan kebutuhan gereja dan masyarakat di Papua.
Uskup Leo dari Jayapura mengatakan bahwa yang paling kurang dari tamatan Fajar Timur adalah keterampilan Liturgi dan pelayanan administrasi Paroki. Selain itu dia menambahkan bahwa para pastor tamatan STFT Fajar Timur kurang terampil berkatekese umat. Walaupun demikian, dia tidak menginginkan ada penambahan mata kuliah baru untuk mengatasi hal itu, tetapi hanya perlu diberi prespektif baru, dan metode yang sesuai serta tidak hanya menekankan konsep teoritis. Sementara itu, Pastur Gabriel Ngga OFM, provinsial OFM Papua, menekankan bahwa pendidikan di STFT Fajar Timur lebih menekankan pendidikan untuk menjadi imam atau pastor. Sedangkan alumni yang bekerja di luar pastoral merupakan semacam anomali. Jadi, perlu dilihat dari tuntutan Imamat bukan semua tuntutan sejauh pekerjaan para alumni sekarang ini.
Para alumni lainnya menekankan kedisiplinan dan komitmen para alumni pada apa yang sudah didapat di kampus. Yang lain mengatakan bahwa program perlu ada kesinambungan dengan masalah-masalah sosial kemanusiaan melalui program diskusi terbuka.
Loka Karya ini ini bertujuan untuk merumuskan ulang visi, misi, kompetensi, struktur mata kuliah, sesuai dengan tuntutan KKNI dalam orientasi kebijakan baru Dikti, khususnya tentang kemerdekaan kampus dan literasi dalam era teknologi 4.0. Kebijakan baru ini harus disesuaikan dengan tuntutan Ratio Fundamentalis Institutionalis Sacerdotalis, (Studia Requisita Imamat) dan dan kebutuhan aktual gereja dan masyarakat Papua. Sesuai dengan tuntutan KKNI, kurikulum harus memuat program yang yang menawarkan nilai dan sikap, pengetahuan, ketrampilan umum dan khusus, serta pengalaman. Unsur yang terakhir ini lebih ditekankan oleh menteri pendidikan dengan memberi ruang dan porsi yang lebih banyak pada praktek dan pengalaman. Oleh karena itu setiap mata kuliah perlu memperhitungkan keseimbangan antara nilai, teori, praktek. Dan sejauh demikian perlu dikembangkan kerja sama yang baik dan kreatif antar sekolah dan rumah studi atau tempat praktek lainnya seperti Paroki dan Kombas. Secara konkrit untuk mata kuliah tertentu perlu dibuat silabus yang dijalankan bersama oleh dosen dan pembina rumah Studi. Jadi secara umum struktur kurikulum tidak berubah banyak selain perspektif dan metode yang perlu disesuaikan dengan kebutuhan saat ini. Berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan baru, seperti masalah-masalah sosial Papua, kita tidak harus menambah mata kuliah baru, tetapi menambah satuan pelajaran atau materi tambahan pada mata kuliah yang terkait. Sedangkan mata kuliah yang terkait dengan praktek, seperti Liturgi praktis, perlu dirumuskan ulang dalam kerjasama dengan Rumah studi dan dosen mata kuliah terkait.
Pada akhir lokakarya tesis-tesis S1 dievaluasi. Para peserta lokakarya bersepakat bahwa tesis-tesis yang ada, yang sejatinya dibuat dalam rangka program Imamat, perlu disusun ulang menurut kebutuhan baru, yaitu tuntutan kelulusan sebagai sarjana S1 teologi. Oleh karena itu, selain menyusun ulang tesis-tesis teologi yang ada, perlu disusun lagi tesis-tesis ilmu kemanusiaan, seperti filsafat, antropologi, sosiologi, psikologi dan ilmu praktis teologis seperti moral serta hukum. Tesis-tesis ini akan diberikan pada mahasiswa tingkat I ketika mereka mulai sekolah di STFT Fajar Timur awal tahun ajaran pada awal Augustus 2020.
Lokakarya ini ditutup oleh Pastor Yan You, ketua STFT Fajar Timur, sambil mengucapkan terima kasih pada panitia dan peserta dan mengingatkan tugas yagn masih harus diselesaikan.
Semoga hasil pekerjaan ini dapat memantu proses pembelajaran dan kegiatan akademis di Fajar Timur.