Emas STFT

STFT Fajar Timur Merayakan Yubileum 50 Tahun

Berakardalam Injil, Bertumbuh dalam Budaya

Setelah Seminari Agung di Jayapura gagal berkembang tahun 1964, maka pada tanggal 10 Oktober 1967 dipikirkan suatu sekolah yang lebih luas, yaitu yang mencakup pendidikan calon imam, diakon dan guru agama, dengan tambahan program untuk yang mau menjadi imam. Sekolah itu akan didirikan di lingkungan intelektual, yaitu dekat UNCEN dan STT Protestan yang baru saja berdiri. Dan pada tanggal 3  Februari 1969 kuliah pertama dimulai. Sejak saat itu STFT Fajar Timur bergulir dalam aliran peristiwa-peristiwa, indah dan sedih, jatuh dan bangun, dari tahun ke tahun.

Puji dan syukur kepada Tuhan bahwa karena Kasih-Nya STFTT sudah tiba pada umurnya yang ke-50. Perayaan emas STFT Fajar Timur ini jatuh pada saat Gereja dan Masyarakat Papua sudah sangat berubah. Dari dekade ke dekade STFT melangkah maju sambil terus membaharui diri agar terus relevan dan menjadi agen perubahan dalam kehidupan Gereja dan masyarakat. Pembangunan di semua bidang telah merombak tatanan lama kehidupan suku. Isolasi telah dibuka dan masyarakat semakin terbuka oleh pengaruh luar. Ekonomi, politik dan kehidupan sosial berubah drastis  dan berakibat pada perubahan nilai budaya dan nilai religius. Keragaman cara hidup dan nilai yang ditawarkan oleh pembangunan, urbanisasi serta transmigrasi, memberi tantangan dan peluang baru bagi Gereja. Cara menggereja pun ikut berubah. Corak kehidupan Gereja tidak hanya ditentukan oleh paroki dan oleh kultus tetapi oleh kehidupan sosial budaya yang baru dan yang kuat berpengaruh. Hal ini mempengaruhi pastoral dan kompetensi dasar pelayan Gereja yang harus disiapkan di STFT Fajar Timur

Dalam situasi ini STFT bergumul untuk terus membaharui diri. Di tengah kehidupan sosial ia diharapkan menjadi institusi yang berwibawa dalam menyuarakan nilai iman dan moral. Dan di dunia akademis ia diharapkan memberikan sumbangan khasnya yang tak dapat diberikan oleh institusi akademis lainnya di lingkungan kopertis 14.  Dalam lingkungan intern kegerejaan, khususnya di 5 keuskupan di Papua, STFT Fajar Timur tetap merupakan satu-satunya sekolah tempat studi dan pembinaan orang menjadi pastor di Papua. Sudah banyak pastor dan petugas pastoral yang dihasilkan STFT Fajar Timur yang sekarang melayani paroki dan institusi kegerejaan di 5 keuskupan. STFT dan Gereja serta masyarakat harus bersyukur atas hal itu.

Dalam kebanggaan akan tugas itu, STFT berjalan dengan langkah yang kadang berat. Kondisi intern tidak selalu mendukung tugas mulia dan panggilan suci sebagai institusi pembina calon petugas pastoral. Demikian juga tantangan dari luar sering membuat dinamika sebagai institusi pendidikan, seminari, dan salah satu agen perubahan sosial di bidang moral, tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dalam situasi seperti  itulah pesta emas STFT Fajar Timur dilakukan.

Pesta Emas adalah saat bersyukur kepada Tuhan atas penyelenggaraan Tuhan atas institusi ini, yang selama 50 tahun bertumbuh untuk mengembangkan visi dan misi luhurnya. Pesta emas adalah suatu kepenuhan (kairos) yang  harus dirayakan. Pesta emas  juga adalah kesempatan untuk membangun semangat, sikap dan komitmen baru dalam menyambut masa depan STFT ini. Pesta emas tidak hanya serangkaian acara pesta dan kesibukan tetapi suatu momentum untuk pembenahan agar dapat melangkah  memulai sesuatu yang baru, bahkan untuk suatu cita-cita yang lebih besar. Sambil membenah ke dalam, STFT mencoba memperkuat  jaringan keluar untuk menegaskan ulang perannya bagi Gereja dan masyarakat Papua. Pesta Emas merupakan kesempatan untuk menemukan daya dinamisnya, rohnya. Ketika ia kuat ke dalam ia terpercaya ke luar. Ketika ia menjadi bagian yang terpercaya ke luar, ia akan terdorong membenahi diri. Ini merupakan ungkapan kematangan, kedewasaan, rasa percaya diri sebagai sebuah lembaga pendidikan calon petugas pastoral yang handal. Pesta emas adalah saat pesta, saat pembaharuan, saat  berekfleksi dan  bermimpi.

Setelah mendengar refleksi dari para alumni, baik dalam pertemuan maupun dalam media sosial, panitia menetapkan tema pesta:

 “Berakar dalam Injil dan Bertumbuh dalam Budaya,

STFT Fajar Timur membaharui Masyarakat dan  Gereja Papua”

Tema ini mengandung beberapa unsur. Unsur pertama memperlihatkan maksud dari pesta emas ini, yaitu STFT menegaskan jati dirinya sebagai lembaga yang bertumbuh dalam iman. Sudah sejak awal STFT mengajarkan Injil, iman dan moral Katolik kepada para petugas pastoral. Dengan demikian lembaga ini dan mahasiswanya dibentuk oleh Injil.  Lembaga ini berkembang dengan terus mengintegrasikan nilai Injil dengan Budaya, khususnya budaya Papua. Ketika lembaga ini dimulai, teologi dan pastoral yang mau dibangun pada diri para mahasiswa dirancang dalam interaksi dengan situasi sosial dan budaya setempat. Para pendiri menyadari bahwa antropologi budaya harus mewarnai secara mencolok kurikulum STFT  Fajar Timur untuk memberi corak teologinya. Dengan demikian STFT dapat menyediakan bagi para petugas pastoral suatu teologi yang siap pakai. Hal ini memudahkan STFT ini mengembangkan perannya sebagai penentu perubahan di Gereja dan masyarakat Papua. Pesta emas ini adalah saat STFT menegaskan panggilan dan misinya, yaitu menjadi agen pembaharu bagi Gereja dan masyarakat menuju Papua yang semakin beradab, manusiawi, kristiani berdasarkan Injil. Dalam Kitab Suci, tahun yobel ditetapkan untuk bersyukur, untuk mengembalikan kepada Tuhan apa yang sudah Dia taburkan agar dapat menemukan lagi humus dan kesuburan demi hasil yang semakin berlimpah.  Yubileum Pesta emas STFT Fajar Timur ini bertujuan untuk  bersyukur atas Penyelenggaraan Ilahi atas STFT selama 50 tahun. Dalam suasana itu pesta ini merupakan kesempatan untuk mengingat dan menyadari lagi panggilan, misi dasar STFT dan menempatkannya lagi dalam   konteks sekarang ini, baik konteks kegerejaan maupun kemasyarakatan. Ini adalah suatu pesta persaudaraan untuk membangun suatu suasana baru, komitmen dan semangat baru di lingkungan STFT dan untuk membangun jaringan atau mitra dengan elemen masyarakat agar  STFT Fajar Timur menjadi milik seluruh Gereja dan masyarakat Papua.

Sebagai suatu pesta syukur, peristiwa ini ditandai dengan suatu perayaan, suatu pesta, sukacita bersama. Dalam suasana itu para civitas berefleksi untuk menggali lagi visi dan misinya yang relevan untuk kemudian menetapkan komitmen dalam aksi.

Ada suatu kerinduan bersama yang tercetus dalam syering alumni dan umat, yaitu STFT ini harus menjadi milik umat. Sudah terlalu lama STFT terisolasi dari pengenalan umum walaupun sudah banyak alumni dari lembaga ini menjadi pastor atau petugas pastoral di seluruh Papua. Kerinduan ini ditanggapi positif oleh para uskup dengan menjadikan pesta ini perayaan umat di seluruh keuskupan di Papua di tingkat paroki. Dengan demikian, perayaan ini dilakukan dalam bentuk

  1. Perayaan umat di semua paroki, dalam bentuk  misa khusus untuk STFT, dengan pengumpulan kolekte khusus untuk STFT Fajar Timur dan kegiatan serta aksi almuni di setiap keuskupan. 
  1. Perayaan di Kampus menjelang dan pada tanggal 8-11 Oktober 2017, berupa
  1. Selebrasi

Selebrasi bertujuan untuk merayakan, bersyukur atas karya Tuhan. Yang ditekankan adalah upacara doa syukur, perayaan persaudaraan, kegiatan keramaian dan rekreatif. Ini mewarnai perayaan puncak, reuni alumni, perlombaan dan permainan, pertunjukan seni dan budaya.

Pembukaan pesta   : tanggal 11 Agustus 2017

Liturgi puncak        :  Misa dan ramah tamah pada tanggal 8-10 Oktober 2017

Rekreasi                  :  olah raga dan musik serta permainan.

Reuni                      : pada tanggal 9-12 Oktober

Perlombaan            :  lomba koor, tarian modern kreatif, pertandingan olah raga.

  • Studi dan Refleksi
  • Seminar : 9 Oktober 2017
  • Majalah Limen terbitan khusus
  • Buku Refleksi semi-ilmiah tentang STFT
  • Buku Kenangan.
  • Aksi             

Yang dimaksudkan di sini adalah tindakan-tindakan konkret sebagai perwujudan nyata atau simbolis dari pesta, baik dalam rangka promosi maupun dalam pembenahan dan pengembangan.

  • Seminar umum dalam kerja sama dengan komponen masyarakat (satu Paroki, satu dekenat, LSM atau Ormas, Depag, FKUB, Komisi tertentu di DPRD atau MRP, Dinas Pemerintah, Lembaga Usaha, Lembaga Pembinaan Spiritual)
  • Pameran pada pesta puncak
  • Pembentukan Paguyuban Alumni dan perannya.
  • Pembentukan jaringan kerja : dengan STT, dengan APTAK, dengan Alumni, dengan divisi atau komisi khusus di Pemerintahan atau LSM. STFT lebih terbuka dan terlibat.
  • Live-in / camping antar STT – STT (bersamaan dengan  Peringatan 500 thn Reformasi  Protestan): rekreasi, diskusi, aksi sosial bersama. Tentang waktunya, masih harus menunggu pertemuan dengan PGGP.
  • Pengembangan STFT, seperti : Prodi 2, Koleksi Khusus, Dapur pastoral inkulturasi, Dapur ilmiah untuk pembangunan Papua, Divisi ekumene dan dialog.

Pesta emas sebenarnya lebih dari suatu momen, suatu saat yang bisa lewat begitu saja. Pesta itu merupakan suatu waktu simbolis untuk menjadikan nostalgia sejarah masa lalu sebagai bagian yang tetap hidup dari kehidupan hari ini dimana mimpi masa depan dirayakan bersama. Masa lalu dan masa depan bertemu pada saat kairos hari ini dan kita tahu bahwa Kasih Allah terurai dalam waktu dan peristiwa. Semoga pesta emas ini menjadi saat berahmat, Allah akan mencurahkan berkat berlimpah baginya. Selamat berpesta. (KB)